PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN REPRODUKSI WANITA, JANIN HINGGA MENOPAUSE
- Perkembangan dan pertumbuhan reproduksi wanita
Pertumbuhan
dan perkembangan organ gonad ini berasal dari lapisan mesoderma intermediate
pada minggu ke-5. Pada wanita perkembangan sistem reproduksi berasal dari
duktus paramesonepros (Mullerian) yang berkembangan disebelah lateral duktus
mesoneprheso.
Perkembangan
sistem reproduksi wanita ini merupakan bagian dari perkembangan janin, dan
menyangkut organ seks dan juga, merupakan bagian dari tahapan diferensiasi
seksual. Karena lokasinya tumpang tindih
sebagian besar sistem kemih, perkembangan mereka juga dapat digambarkan bersama
sebagai perkembangan organ kemih dan reproduksi.
- Perkembangan Janin
Tahap
awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan atau peleburan sel
sprema dan sel ovum yang kenal dengan peristiwa ferilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel
individu baru yang disebut dangan zygote yang akan melakukan pembelahan diri atau pembelahan sel (cleavage)
menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
Tahapan
pertumbuhan dan perkembangan embrio di bedakan menjadi 2 tahap yaitu:
1. Fase Embrionik
Fase
embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa
embrio yang di awali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya
janin didalam tumbuh induk wanita.
Fase
fertilisasi adalah pertemeuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan
menghasilkan zigot. Zigot akan melakukan pembelahan sel atau cleavage.
Adapun
3 tahap fase embrionik yaitu:

Morula
merupakan suatu bentuk sel seperti bola (bulat) yang mengakibatkan pembelahan
sel secara terus-menerus serta keberadaannya dengan sel yang lain

Blastula
adalah bentukkan lanjutan daru morula yang terus mengalami pembelahan.
Bentuknya ditandai dengan adanya perubahan sel yang mengadakan pelekukan yang
tak teratur. Didalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan
blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.

Grastula
adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah nyata dan
mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta
rongga tubuh. Grastulasi
yaitu proses pembentukan grastula
Adapun beberapa selaput yang
melindungi embrio yaitu: .
ü Amnion merupakan membran
pelindung yang tebal saat embrio tumbuh ,amnion menyelubungi embrio dan
membentuk ruang yang berisi cairan amnion.cairan amnion berfunsi melindungi
embrio dari gesekan dan membantu regulasi suhu tubuh embrio.
ü Korion merupakan
drivat dari ektoderma dan mesoderma tropoblas.Korion menjadi bagian utama
plasenta. Korion ini
menyelubungi amnion dan kantong kuning telur.
ü Alantois merupakan membran vascular kecil yang
merupakan tempat mula-mula pembetukan darah. Fungsi
alantois adalah untuk respirasi, saluran makanan dan ekresi.
ü Sacus
vitelinus merupakan
selaput yang terletak antara plasenta dan amnion yang merupakan tempat
munculnya pembuluh darah yang pertama.
2.
Fase Pasca Embrionik
Fase pasca embrionik merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi
setelah di lahirkan. Pada fase ini juga, pertumbuhan dan perkembangan biasanya mengalami peningkatan
ukuran bagian tubuh yang kecepatan pertumbuhan masing-masing berbeda. Fase ini memiliki beberapa tahap
yaitu:
1.
Bayi
dengan usia 1-12 bulan
2.
Balita,
dibagi menjadi 2 yaitu batita dengan usia 1-3 tahun dan balita 3-5 tahun
3.
Anak-anak
dengan usia 6-12 tahun
4.
Remaja
dengan usia 13-17 tahun pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini disebut
adolesens/akil balig
5.
Dewasa
dengan usia 18-50 tahun
6.
Manula
dengan usia diatas 50 tahun
C.
Tahap Perkembangan Embrio

Sudah tampak pertumbuhan
organ-organ penting seperti jantung, sistem saraf pusat serta kulit. Embrio
tersebut berukuran 0,6 cm.

Sudah
terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari tangan,
hidung, dan kaki.

Panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah
terlihat seperti bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan

Panjang janin telah mencapai 40 cm dan memiliki
organ yang lengkap

Janin sudah siap untuk dilahirkan
Gambar 1.2 Tahap Perkembangan Embrio
- Struktur dan Fungsi Amnion

Ø
Amnion berkembang dari delaminasi
sitotrofoblas sekitar hari ke-7 atau ke-8 perkembangan ovum normal atau pada
dasarnya berkembang sebagai ekstensi dari ekstoderm janin.
Ø
Dimulai sebagai vesikel kecil, amnion
berkembang menjadi sebuah kantong kecil yang menutupi permukaan dorsal embrio.
Ø
Ketika amnion membesar, perlahan-lahan
kantong ini meliputi embrio yang sedang berkembang yang akan prolaps
kerongganya.
Ø
Distensi kantong amnion akhirnya
mengakibatkan kantong tersebut menempel dengan bagian interior korion.
Ø
Amnion dan korion, walaupun sedikit
menempel tidak pernah berhubungan erat dan biasanya dapat dipisahkan dengan
mudah bahkan pada waktu aterm.
Ø
Amnion normal mempunyai tebal 0,02-0,5
mm.
Ø
Volume rata-rata yaitu 1 liter,
banyaknya dapat berbeda-beda, pada minggu ke 36 banyaknya
1030 cc, minggu ke-40 banyaknya 790 cc dan pada minggu ke-43 sudah berkurang
menjadi 240 cc. Jika banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan Polyhidramnion atau
Hidramnion kalau terlalu sedikit kurang dari 500 cc disebut Oligohidramnion.
Ø
Merupakan bantalan bagi fetus akibat
trauma dengan memperhalus dan menghilangkan kekuatan benturan dan memungkinkan
pergerakan yang bebas bagi perkembangan sistem muskuloskeletal.
Ø
Cairan amnion yang normalnya berwarna
putih,agak keruh berkumpul di dalam rongga amnion bertambah banyak selama
kehamilan lanjut sampai mendekati aterm dan normalnya akan berkurang pada saat
aterm.
Ø
Cairan amnion reaksinya alkalis dengan
BJ 1.008, komposisinya terdiri dari 99 % air, sisanya albumin,urea, asam urik,
kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam organik.
Ø
Secara makroskopis berbau amis, adanya lanugo,
rambut, dan verniks kaseosa, bercampur mekonium. Secara mikroskopis terdapat
lanugo dan rambut, melalui pemeriksaan laboratorium dapat dilihat kadar urea
(ureum) lebih rendah dibanding dengan air kencing.

ü Memungkinkan
anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan optimal kesegala jurusan karena
tekanan pada anak sama pada semua bagiannya. Hal ini sangat penting karena
seandainya anak tertekan oleh organ sekitarnya maka pertumbuhan akan terganggu.
ü Untuk
melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap
gerakan-gerakan anak. Jika cairan berkurang pergerakan anak dirasakan nyeri
oleh ibu.
ü Mempertahankan
suhu yang tetap bagi anak.
ü Mencegah
terjadinya perlengketan
ü Waktu
persalinan membuka servik dengan mendorong selaput janin kedalam ostium uteri.
Bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut
ketuban dan membuka servik pada saat persalinan.
- Struktu, fungsi dan sirkulasi tali pusat

a)
Tali pusat atau funis terbentang dari
umbilicus janin sampai permukaan fetalis dari plasenta. Bagian luarnya putih,
pucat, basah dan terbungkus amnion, dimana didalamnya dapat terlihat tiga
pembuluh darah umbilikal yaitu dua arteri satu vena.
b) Pembuluh darah vena berfungsi untuk membawa
oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah
ibu (maternal), dua pembuluh darah arteri berfungsi untuk mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta
dimana produk sisa tadi diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk
dibuang keluar (eksresi).
c) Diameter tali
pusat 1-2,5 cm dengan panjang rata-rata 55 cm dan biasanya berkisar dari 30-100
cm.
d) Pembuluh darah
yang berlipat-lipat dan berkelok-kelok yang lebih panjang daripada tali pusat
itu sendiri, sering membentuk nodulasi pada permukaan atau false knots, yang
pada dasarnya merupakan varises.
e) Matriks tali
pusat terdiri dari jelly Wharton yaitu zat yang berbentuk seperti agar-agar
yang mengelilingi pembuluh-pembuluh darah, jumlah selai/jelly ini menentukan
tebal atau tipisnya tali pusat dan mengandung banyak air sehingga pada setelah
bayi lahir tali pusat mudah menjadi kering dan cepat terlepas dari pusar bayi.
f) Letak tali
pusat : biasanya di tengah: insersio sentralis, di pinggir: insersio lateralis,
di luar, hubungan ke plasenta melalui selaput janin: insersio velamentosa

Selama 14 hari
setelah konsepsi, piringan embryo, amnion sac dan yolk sac terikat pada villi
chorion oleh tangkai penghubung. Selama
minggu ketiga, pembuluh darah berkembang untuk mensuplai embryo dengan nutrient
dan oksigen maternal. Selama minggu ke 5, setelah embrio memiliki cekungan
kedalam dari kedua sisinya membawa tangkai penghubung menjadi tertekan dari
kedua sisi oleh pembentukan amnion dari umbilikal corn yang sempit. Dua arteri
membawa darah dari embrio kevilli chorion dan satu vena mengembalikan darah ke
embryo. Satu persen umbillikal cord memiliki hanya dua pembuluh, satu arteri
dan satu vena. Kejadian ini kadang – kadang dihubungkan dengan malformasi
kongenital.
Cord meningkat secara cepat dalam
ukuran panjangnya. Pada kematangan, cord ini berkisar dari 30 sampai 90 cm
panjangnya dan memiliki diameter 2 cm. Cord kemungkinan membelok secara spiral
dan membentuk loop mengelilingi embrio – fetus. Satu simpul asli jarang, tetapi
simpul palsu terjadi sebagai lipatan atau kerutan dari cord. Jaringan
penghubung disebut Wharton’s jelly mencegah penekanan pembuluh darah untuk
menjamin berlanjutnya zat – zat makanan pada embrio – fetus. Penekanan dapat
terjadi apabila cord terletak diantara kepala fetal dan pelvis atau membelok
melingkari tubuh fetal. Bila cord melilit pada leher fetal, keadaan ini disebut
dengan nuchal cord.
- Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Plasenta
Plasenta berasal dari
lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu
untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri
selama kehidupan intra uterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas
keutuhan dan efisiensi plasenta. Plasenta terbentuk pada kira-kira minggu ke-8
kehamilan berasal dari bagian konseptus yang menempel pada endometrium uteri
dan tetap terikat kuat pada endometrium sampai janin lahir.
Adapun
struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta adalah :

·
Plasenta merupakan salah
satu sarana yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat
antara ibu dan anak dan sebaliknya.
·
Berbentuk bundar atau
hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dantebal lebih kurang 2,5 cm.
Beratnya rata-rata 500 gram.
·
Letak plasenta umumnya di
depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri.
·
Plasenta dibagi menjadi
16-20 kotiledon.
·
Pada penampang sebuah
plasenta,yang masih melekat pada dinding rahim nampak bahwa plasenta terdiri
dari dua bagian yaitu bagian yang dibentuk oleh jaringan anak dan bagian yang
dibentuk oleh jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut
piring penutup (membrana chorii), yang dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh
darah janin, chorion dan villi. Bagian yang terbentuk dari jaringan ibu disebut
piring desidua atau piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan
sebagian dari desidua spongiosa, yang kelak ikut lepas dengan plasenta.
·
Jumlah total kotiledon
tidak bertambah sepanjang gestasi. masing-masing kotiledon terus tumbuh
walaupun tidak terlalu aktif pada minggu-minggu terakhir.
- Hormon yang berperan dalam kehamilan
a)
Progesteron dan estrogen,
merupakan hormon yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa
kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen
makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena
fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan hormon progesterone
semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus.
b)
Prolaktin merupakan
hormon yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula
mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu
agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi.
c)
HCG (hormone chorionic gonadotrophin)
merupakan hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8
hingga minggu ke-8 pada masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania
pada uji kehamilan.
d)
Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam
kontraksi uterus menjelang persalinan.
- Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan
- Relaksin merupakan hormon yang mempengaruhi peregangan otot simfisis pubis.
- Estrogen merupakan hormon yang mempengaruhi hormon progesteron yang menghambat kontraksi uterus.
- Oksitosin merupakan hormon yang mempengaruhi kontraksi dinding uterus.
- Menopause
Pada usia 45 sampai 50 tahun,siklus seksual biasanya
menjadi tidak teratur dan ovulasi tidak terjadi selama beberapa siklus sesudah
beberapa bulan sampai beberapa tahun ,dan siklus terhenti sama sekali
.hormon-hormon kelamin wanita menghilangkan dengan cepat sampai hamper tidak
ada, disebut sebagai monopouse .penyebab maenopause adalah matinya ovarium. Sepanjang
kehidupan seksual seorang wanita kira-kira 400 filikel primordial ,tumbuh menjadi folikel vesicular
,dan berovulasi ,sementara ratusan ribu ovum berdegenerasi
Ketika produksi ekstrogen turun dibawah niali kritis
,ekstrogen tidak lagi dapat menghambat produksi FSH dan LH,
juga tidak dapat meransang
lonjakan LH dan FSH untuk menimbulkan
ovulasi . pada saat menopause seseorang
wanita harus menyesuaikan kembali kehidupan fisiologis yaitu kehidupan
yang kosong tanpa hormon –hormon
tersebut. Hilangnya ekstrogen menimbulkan perubahan fisiologis
tubuh yang ditandai dengan adanya
- rasa panas ditandai dengan kemunduran
kulit yang ekstrem
- gelisah ,letih ,dan ansietas
-penurunan
kekuatan pada tulang seluruh tubuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar